Rabu, 18 Juli 2012

STEPHEN COVEY ( The 7 Habits of... ) telah PERGI

Senin 16/7 2012, penulis yang oleh majalah Time di tahun 1996 dinobatkan sebagai salah satu dari 25 orang Amerika paling berpengaruh, telah meninggal di Eastern Idaho Regional Medical Center pada usia 79 tahun. April lalu dia jatuh dan pingsan di jalanan curam pada saat olahraga bersepeda. Saat itu dokter tidak menemukan cedera pada otaknya. Tapi ternyata sebulan terakhir diketahui menderita pendarahan otak,  dan faktor usia yang sudah cukup tua yang melemahkan phisiknya dengan cepat. Pada saat-saat akhirnya, Covey didampingi istrinya Sandra dan sembilan anak dan menantunya. Covey cukup bahagia dengan hidupnya di masa tua. Anak, menantu dan cucu-cucunya yang 52 orang dan 2 cicit sering berkumpul di rumahnya di Provo, Utah.

Covey dianggap sebagai pelopor modern genre buku "self help". Tulisan-tulisannya membantu pembacanya menjadi lebih produktif dalam hidup, baik dalam sosial, manejemen perusahaan bahkan politik sekalipun. Buku-bukunya antara lain The 7 Habits of Highly Effective People; First Things First; The Leader in Me; The 8th Habits; The 3rd Alternatives adalah buku-buku best Seller. Di antaranya yang paling fenomenal adalah The 7 Habits... yang terjual lebih 20 juta eksamplar dan diterbitkan dalam 38 bahasa. Majalah Forbes menyebut The 7 Habits... adalah salah satu buku manajemen yang memberikan pengaruh bagi organisasi-organisasi perusahaan di masanya.

Covey selain menulis, juga mengajar di universitas-universitas, memberi presentasi-presentasi baik secara umum maupun undangan khusus perusahaan.

Sean, salah seorang putranya mengatakan " Keluarga kami, kesembilan anak dan menantu serta ibu saya berkumpul untuk bersamanya pada jam-jam terakhir hidupnya, seperti yang selalu dia inginkan".

Selamat jalan Stephen Richards Covey, semoga Tuhan memberi tempat yang baik untuk anda.

SMT.

Rabu, 11 Juli 2012

AUNG SAN SUU KYI dan COCA COLA

Apa hubungan kedua nama di atas ? Secara langsung mungkin tidak punya hubungan . Tapi keterkaitannya ada, terutama dipandang dari segi demokrasi sebuah negara. Coca cola... salah satu perusahaan paling top yang bahkan anak kecilpun tahu menyebut namanya, adalah perusahaan Amerika Serikat yang  pabriknya menyebar di seluruh dunia dan hanya menyisakan tiga negara, yaitu Kuba, Korut dan Myanmar. Negara yang disebut terakhir itulah negara asal Aung San Suu Kyi.

Coca cola keluar dari Myanmar pada tahun 1962, yang saat itu masih disebut Burma. Ketika militer di bawah Jenderal The Ne Win melakukan kudeta. Junta militer yang diktator dan bertangan besi menumpas setiap gerakan demonstrasi. Dan pemerintah AS melakukan sanksi keras, tidak hanya di ekonomi tapi juga politik dengan memutus hubungan dengan negara tersebut.

Transisi politik setahun terakhir di Myanmar, setelah Thein Sein menduduki kursi Presiden sejak 4 Februari 2011. Myanmar telah bertransformasi menjadi pemerintahan "Kuasi-Sipil". Thein Sein sepertinya sadar bahwa kemakmuran negara hanya dapat dibangun dari ekonomi bukan dari militer. Dan diapun menjalankan demokrasi seperti tetangga dan anggota ASEAN lainnya. Salah satu langkah penting yang dia tempuh adalah melepas para tahanan politik, termasuk di dalamnya tokoh penting Aung San Suu Kyi - pemimpin dan pendiri Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang telah ditahan hampir 24 tahun sebagai tahanan rumah, Suu Kyi bebas November 2011. April 2012 partainya dibolehkan ikut dalam pemilihan parlemen dan NLD berhasil mendapatkan 37 kursi. Selanjutnya Mei 2012 Suu Kyi diberi paspor. Dengan paspornya inilah Suu Kyi di bulan Juni 2012 mengunjungi Thailand, kemudian ke Oslo, Norwegia untuk menerima Nobel yang semestinya diterimanya 21 tahun lalu. Lalu dilanjutkan ke Inggris di mana suaminya meninggal di sana. Di Inggris Suu Kyi tidak hanya diterima PM David Cameron, tapi juga mendapatkan penghormatan tinggi berpidato di depan Parlemen Inggris - Westminster Hall. Sebelumnya hanya ada empat tokoh yang berpidato di parlemen gabungan Majelis Rendah (House of Commons) dan Majelis Tinggi (House of Lords) tersebut yaitu Presiden Perancis Charles de Gaulle, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Paus Benediktus XVI dan Presiden AS Barack Obama. Suu Kyi juga dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Oxford. Selanjutnya diterima oleh Pangeran Charles di kediaman resmi Clarence House. Pangeran Charles adalah teman mendiang suami Suu Kyi - Michael Aris, seorang ahli Tibet. Charles juga menjadi pelindung kelompok ahli Tibet "Memorial Trust for Tibetan and Himalayan Studies" yang dibentuk Michael Aris. Aris meninggal di tahun 1999 kerena kanker.

Coca cola diciptakan John Styth Pemberton, seorang apoteker pada tahun 8 Mei 1886. Pemberton menjualnya sebagai sirup berwarna karamel di apotiknya sendiri, dan dari sahabatnya yang juga tenaga pembukuannya Frank M Robinson lalu diberi nama coca cola. Tahun 1892 Pemberton menjual resep dan merek coca colanya kepada Asa G Chandler, sejak itulah pabrik coca cola dibangun dan menjamur ke seluruh dunia - kecuali ketiga negara tersebut di atas.

Dengan kembalinya Aung San Suu Kyi ke dunia politik dan kemajuan demokrasi yang ditunjukkan Myanmar, Coca cola telah mengajukan izin resmi pembangunan pabrik kepada pemerintah. Coca cola juga telah mengambil langkah awal menyiapkan tenaga wanita untuk dipekerjakan di pabriknya dengan bekerja sama dan menyumbang US $3 juta ( Rp 28,5 miliar ) kepada PACT, sebuah organisasi non pemerintah di Myanmar yang bergerak di program kesehatan dan perekonomian Myanmar. Dengan demikian, tidak lama lagi akan berkurang negara di dunia yang tidak "diduduki" pabrik coca cola. Tidak percuma seorang Warren Buffett tetap memegang sahamnya sampai saat ini, sekalipun di tahun 1998 harga saham coca cola pernah ambruk.

SMT.